Sifat utama lapisan kornea adalah transparansi. Kejernihan lapisan kornea dibutuhkan agar refleks cahaya dapat diteruskan hingga mencapai sistem saraf pusat, karena proses penglihatan terbanyak disumbangkan oleh kornea. Jika kejernihan pada kornea terganggu oleh karena adanya penyakit bawaan, kelainan genetik, riwayat infeksi ataupun trauma sebelumnya yang berakibat terbentuknya jaringan penyembuhan luka di jalur masuknya cahaya, maka penglihatan seseorang akan terganggu bahkan menurun hingga mencapai kebutaan.
Kekeruhan kornea yang terletak di jalur masuknya cahaya dan telah mengganggu tajam penglihatan seseorang merupakan penyebab kebutaan yang bersifat tidak menetap atau reversibel. Kebutaan ini dikatakan sementara karena setelah dilakukan tindakan pembedahan berupa transplantasi kornea atau mengganti kornea pasien dengan kornea donor, maka akan didapatkan pemulihan penglihatan.
Transplantasi kornea diawali dengan mengganti seluruh jaringan kornea / penetrating keratoplasty. Dengan adanya perkembangan jaman dan juga kemajuan teknologi, saat ini lebih di sarankan untuk melakukan penggantian kornea sesuai lapis yang terkena saja sehingga jaringan kornea yang sehat dapat dipertahankan agar kemungkinan donor tersebut mengalami penolakan jaringan akan semakin menurun.
Jenis transplantasi kornea lamelar dimana jaringan kornea yang diganti hanyalah jaringan kornea yang terkena bukan kornea secara keseluruhan dapat dibagi menjadi dua bagian besar dengan indikasi terkait dijelaskan di bawah ini: